Hasil Perhitungan Cepat Pilkada Jawa Timur

PERHITUNGAN cepat atau quick count sejumlah lembaga survei menunjukkan keunggulan pasangan cagub Soekarwo-Saifullah Yusuf (Gus Ipul). Lembaga Survei Nasional (LSN) mengklaim pasangan berjuluk ‘Karsa’ ini meraih 29,76 persen.

Menurut LSN, suara yang diraih pasangan Karsa yang diusung Partai Demokrat dan PAN ini terpaut 4,11 persen dari pasangan Khofifah Indar Parawansa-Mudjiono yang dikenal sebagai pasangan ‘Kaji’. Pasangan ini meraih 25,65 persen suara.
Sementara itu urutan ketiga diduduki pasangan cagub yang diusung PDIP, Soetjipto-Ridwan Hisjam dengan 20,32 persen. Diikuti pasangan Soenarjo-Ali Maschan Moesa yang diusung Partai Golkar dengan 18,17 persen. Di urutan buncit, ada pasangan Achmady-Suhartono (Achsan) dari PKB dengan 6,20 persen.

“Hasil Pilgub Jatim 2008 menunjukkan mesin partai kalah dari popularitas figur kandidat. Achsan yang diusung PKB sebagai partai terbesar di Jatim justru terbenam di posisi juru kunci,” kata Kepala Divisi Komunikasi dan Informasi LSN, Chairul Ansari, dalam rilis yang diterima detikcom, Rabu (23/7/2008) pukul 17.00 WIB.

Quick count LSN didasarkan pengamatan dan pencatatan ratusan relawan di seluruh Jawa Timur. Cara yang digunakan adalah mengambil sample pada 280 TPS yang tersebar di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur. LSN menyebut margin of error kurang lebih 1 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Kemenangan pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf/Gus Ipul (KarSa) semakin di depan mata. Sedikitnya, tiga lembaga survei memenangkan pasangan yang didukung Partai Demokrat (PD), Partai Amanat Nasional), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.

Tiga lembaga survei yang memenangkan KarSa itu adalah Lembaga Survei Indonesia (LSI), Lembaga Survei Nasional (LSN), dan Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis). Beberapa bulan lalu di Pilkada Jawa Barat (Jabar), survei tiga lembaga ini juga memenangkan pasangan Ahmad Heryawan-Dede Yusuf (Hade), yang menjadi kenyataan.

Berikut hasil survei tiga lembaga tersebut, Rabu (23/7/2008):

Versi Puskaptis :

1. Khofifah Indar Parawansa-Mudjiono = 26,16 %
2. Sutjipto-Ridwan Hisjam = 17,95 %
3. Soenarjo-Ali Maschan Moesa = 17,80 %
4. Achmady-Suhartono = 6,75 %
5. Soekarwo-Saifullah Yusuf = 31,34 %

Versi LSN:

1. Khofifah Indar Parawansa-Mudjiono = 25,65 %
2. Sutjipto-Ridwan Hisjam = 20,32 %
3. Soenarjo-Ali Maschan Moesa = 18,17 %
4. Achmady-Suhartono = 6,20 %
5. Soekarwo-Saifullah Yusuf = 29,76 %

Versi LSI:

1. Khofifah Indar Parawansa-Mudjiono = 25,38%
2. Sutjipto-Ridwan Hisjam = 20,90%
3. Soenarjo-Ali Maschan Moesa = 18,89 %
4. Achmady-Suhartono = 7,89%
5. Soekarwo-Saifullah Yusuf = 26,95%

Dari survei-survei ini, selisih perolehan suara KarSa cukup tipis dibandingkan perolehan Suara Khofifah-Mudjiono (Ka-Ji) yang diusung PPP.

PKB sebagai Raksasa Jatim Hancur

Menjadi parpol raksasa di Pemilu 2004 lalu bukan jaminan bisa memenangkan Pilkada Jawa Timur (Jatim). PKB dan PDIP yang menjadi raksasa di Jatim semakin dekat dengan kekalahan. Sebab, berbagai hasil quick count menunjukkan pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa) bisa mengalahkan dua raksasa itu.

Sebagai juara pemilu 2004, PKB dan PDIP pantas cukup kecewa dengan hasil Pilkada Jatim ini. Setidaknya, dari hasil quick count itu, calon PKB, Achmady-Suhartono (Achsan) yang didukung penuh Gus Dur harus rela terjungkal dengan perolehan suara yang cukup menyakitkan.

Dari quick count Lembaga Survei Indonesia (LSI), Achmady yang sudah rela mundur dari Bupati Mojokerto ini cuma mendapat 7,89 % alias di posisi paling buncit. Padahal, jika melihat kharisma Gus Dur, semestinya suara yang didapat Achmady tidak harus hancur.

Begitupula PDIP. Sebagai pemenang nomor 2 dalam Pemilu 2004 di Jatim, PDIP seharusnya telah memiliki modal 4,5 juta suara untuk mendorong Sutjipto-Ridwan Hisjam menjadi pemenang. Namun tekad untuk merebut Jatim 1 nampaknya bakal terkubur.

Cita-cita PDIP untuk bisa memenangkan Jatim seperti halnya pilkada di Bali, Jateng dan tempat lain, sepertinya bubrah sudah. Padahal Megawati sudah berusaha keras ikut mengkampanyekan Sutjipto-Ridwan.

Versi quick count LSI hingga pukul 16.22 WIB, Sutjipto-Ridwan Hisjam masih mendapatkan dukungan 20,90% suara. Jago PDIP ini berada di peringkat ketiga setelah Khofifah-Mudjiono. Sedangkan Soekarwo-Saifullah Yusuf masih menempati juara pertama dengan perolehan 26,95% suara.

Kini, mimpi PKB maupun PDIP sebagai partai terbesar di Jatim seakan dirontokkan oleh kemenangan pasangan yang diusung koalisi PD-PAN serta mendapat sokongan dari PKS itu.

Kenapa PDIP yang selama ini mengklaim kadernya sudah solid ini keok? Bisa jadi kemenangan Soekarwo ini buah dari terpentalnya dia saat penjaringan di PDIP beberapa bulan yang lain.

Saat itu, Soekarwo yang masih menjabat Sekdaprov Jatim ingin mencalonkan gubernur melalui PDIP. Berbagai proses maupun persyaratan internal partai sudah dilalui. Bahkan dalam agenda rakercabsus, dia mendapat dukungan terbanyak dari cabang-cabang PDIP.

Namun, Soekarwo harus menahan kecewa setelah namanya bersama Sutjipto dikirim DPD PDIP Jatim ke DPP PDIP untuk mendapat tiket dari Megawati.

Seperti diduga banyak pihak, Soekarwo yang sebenarnya punya kans kuat justru
dibuang. Megawati lebih memilih Sutjipto sebagai calon resmi dari partainya.

Dibuang PDIP, tak membuat Soekarwo patah semangat. Dalam hitungan hari, dia
langsung dipinang Partai Demokrat. Melalui proses yang cukup pelik, akhirnya
dia berpasangan dengan Saifullah Yusuf yang disodorkan PAN. Dan dalam perjalanannya, meski terkesan terlambat akhirnya PKS turut memberikan dukungan.

Karena menjadi sosok yang terkuyo-kuyo inilah yang barangkali mendongkrak perolehan suaranya. Faktor penentu kemenangan dirinya, adalah iklan-iklan di media maupun atributnya cukup digeber habis-habisan.

Sumber: www.Detik.com

Hasil Perhitungan Cepat Pilkada Jawa Timur

2 thoughts on “Hasil Perhitungan Cepat Pilkada Jawa Timur

  1. Saatnya Jawa Timur dipimpin oleh kaum muda yang tidak terkontaminasi birokrasi yang hanya menguntungkan pejabat.
    Calon pemimpin yang menggunakan kekuatan arogansi birokrasi sanagt tidak layak untuk dipilih menjadi Gubernur.
    Di Lamongan, birokrasi dijadikan sebagai alat untuk intimidasi untuk memenangkan salah satu calon. Siapa itu ? tentu masyarakat sudah tahu!

  2. terimakasih kunjungan anda mas!
    benar memang pendapat sampeyan.
    Jawa timur harus bisa dikembangkan dan dipimpin oleh orang-orang yang mengerti nasib rakyat kecil.

    salam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to top