Malang, 10 Juni 2023 – “Kalau ingin menjadi besar, harus berpikir besar juga!” tegas Anam Rifai, Owner ANN Baby.
Ungkapan tersebut, disampaikan oleh Anam saat memberikan materi pertama pada training Optimalisasi Penggunaan Marketplace Bagi UMKM. Training ini merupakan rangkaian keempat dalam program Digital Transformation and Strengthening Resilience of SMEs, kerja sama antara Komunitas Averroes dan Sampoerna untuk Indonesia (SUI). Di mana training sebelumnya telah membahas mengupas manajemen kelembagaan & keuangan UMKM. Kemudian strategi pemasaran & branding produk, serta digital marketing & pengelolaan media sosial.
Sesi pertama Optimalisasi Penggunaan Marketplace Bagi UMKM mengangkat tajuk Membangun Mindset dan Business Opportunity Berbasis Digital. Pada kesempatannya, Anam menuturkan, bahwa para pelaku UMKM saat ini harus mampu mengikuti perkembangan digitalisasi yang ada. Hal tersebut lantaran semakin banyak digitalisasi yang menguasai setiap lini kehidupan termasuk dalam hal bisnis.
“Berbagai instrumen lapak online yang kini marak digandrungi oleh hampir sebagian besar konsumen masyarakat, di antaranya berbasis blog atau web, berbasis media sosial, berbasis marketplace, dan berbasis Whatsapp. Tentu dari pilihan instrumen tersebut, semuanya memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing,” jelas Anam.
Anam menambahkan beberapa pilihan instrumen yang dapat menjadi alternatif untuk dijalankan, bahwa yang paling rumit untuk diterapkan ialah instrumen yang berbasis blog atau web. Karena perlu ketelitian dan kesabaran yang lebih dibanding menggunakan instrumen lainnya. Sedangkan instrumen yang paling efektif dan efisien ialah berbasis marketplace. Karena dianggap paling fleksibel dan meringankan pekerjaan pelaku UMKM.
“Kuncinya adalah berbasis digital. Kalau bapak ibu menggunakan bisnis berbasis digital, bapak ibu masih bisa menjalankan profesi lainnya. Misal bapak ibu seorang guru, tetap bisa menjadi guru sambil berjualan,” tambah Anam.
Menurut Anam, dengan berjualan berbasis digital (online) akan mendapatkan beberapa peluang. Pertama, pelaku UMKM dipastikan mampu menjangkau pasar lebih luas, bahkan bisa lintas negara. Kedua, dengan modal kecil atau seadanya. Bahkan dengan nol rupiah pelaku UMKM tetap bisa melakukan aktivitas penjualan. Ketiga, toko atau usaha UMKM selalu buka 24 jam tanpa harus ada pengawasan secara intens. Keempat, sangat fleksibel karena bisa dipantau dari mana saja dan kapan saja.
“Sebab, perilaku konsumen ingin mencari kemudahan dalam berbelanja. Maka, kita sebagai penjual harus bisa menyesuaikan hal tersebut dengan cara memanfaatkan berbagai instrumen penjualan online yang sesuai dengan pasar yang kita targetkan,” imbuh Anam.
Pada akhir materi, Anam berpesan kepada peserta, jika ingin memulai bisnis online maka perlu memperbaiki mindset terlebih dahulu. Bahwa tidak ada hal yang instan di dunia yang serba cepat ini, perlu meningkatkan rasa sabar. Terlebih perihal konsistensi, jika pelaku UMKM mampu melihat peluang dengan baik, maka kemungkinan keuntungan yang akan didapatkan juga lebih besar.
“Waktu itu ada, yang gak ada hanya kemauan,” tutup Anam.