Fenomenologi

Kegigihan Jaspers dan Marcel (11)

Bias anti-saintifik dari eksistensialisme berlanjut dalam pemikiran Jaspers dan Marcel. Pemikiran ini berada dalam kontradiksi yang konstan dengan dirinya sendiri sepanjang pemikiran itu secara implisit berusaha untuk menjadi lebih dari sekedar monolog. Membaca pemikiran anti-saintifik Jaspers dan Marcel secara harfiah belaka hanya akan berarti bahwa pemikiran seorang eksistensialis akan kehilangan validitasnya dalam semua situasi kecuali […]

Manusia sebagai Eksistensi (10)

Fenomenologi memandang kesadaran sebagai suatu modus ada-nya-manusia dan melukiskannya dalam istilah intensionalitas. Deskripsi kesadaran ini dengan mudah membawa ke sebuah ontologi dimana manusia dilihat sebagai sebuah keterbukaan, sebagai eksistensi. Husserl sendiri tidak berjalan sejauh itu namun kita bisa menemukan perkembangan ini dalam Being And Time-nya Heidegger. (Kita secara sementara waktu akan meninggalkan pertimbangan atas fakta […]

Sartre Bukanlah Seorang Fenomenolog, tetapi Seorang Pemikir Cartesian (9)

“Jika ada Tuhan, Dia haruslah Tuhan-bagi-aku” (Jolivet). Sartre memberikan deskripsi yang luas mengenai dunia-dalam-dirinya-sendiri (monde-en-soi). Namun, deskripsi ini sama sekali tak bermakna apa-apa, dan dengan sedikit usaha kita bisa setidaknya mempelajari sumber ketidakbermaknaan ini. Sartre melukiskan “dalam-dirinya-sendiri” dalam pengertian sesuatu yang yang sangat padat, yang positivitasnya lengkap, sebagai sesuatu yang sepenuhnya diisi dengan dirinya sendiri, […]

Kesadaran Intensional: Obyektivitas Dunia (8)

Pada titik ini, pertanyaan obyektivitas atas dunia muncul di benak kebanyakan pembaca. Tetapi jangan-jangan pertanyaan tersebut muncul justru karena pembaca berusaha menemukan sebuah realitas obyektif yang terletak di luar realitas kesadaran? Apakah itu bukan karena dia masih menginginkan untuk memikirkan dunia sebagai sesuatu yang terpisah dari realitas pemikiran? Satu hal yang pasti: obyektivitas dunia haruslah […]

Scroll to top