APAKAH obyek yang sesungguhnya dari sains itu? Melibatkan diri dengan apakah sains itu? Untuk mendapatkan pandangan mendalam ke dalam pertanyaan-pertanyaan ini kita haruslah memulihkan kembali dunia-yang-kualami (lived-world) ke posisi yang penting dalam pemikiran kita.
Sebagai langkah pertama menuju pemulihan ini, kita haruslah mengerti obyektivitas dunia-yang-kualami ini. Langkah ini mengimplikasikan penolakan atas klaim bahwa hanya sains yang bisa berbicara mengenai sebuah dunia yang riil; bahwa hanya pemikiran saintifik yang berjasa dalam menentukan cap validitas obyektif.
Sejarah filsafat menunjukkan pada kita bagaimana pengalaman saintifik secara berangsur-angsur menggantikan tempat dari pengalaman keseharian kita yang spontan atas dunia; obyek-obyek sains menggantikan tempat ensemble dari makna-makna dunia-yang-kualami.
Dalam pemikiran Descarteslah secara utamanya dunia-yang-kualami dihancurkan kesertamertaan spontanitasnya. Satu-satunya pendekatan yang sah dan obyektif atas dunia yang riil ialah pendekatan kuantifikasi.
Hanya konsep-konsep kuantitas yang digarisbedakan secara tepatlah yang dinilai adekuat/layak untuk melukiskan dunia. Penggunaan secara metodologis atas keraguan tak lain merupakan sebuah cara untuk mencapai status terprivilegi dari pengetahuan saintifik. Ini secara esensial membentuk filsafat saintisisme.
Bersambung
apa yang anda bahas disini saya melihatnya sebagai barang yang udah basi… knapa anda tidak berusahauntuk mencobahal-hal yang lebih kontekstual…yang tidak han nya bersifat wacana.. sehingga ada perkembangan dan kterpaduan antara nalar dan prgmatisme yang ideal…. klo hnya wacana mua orang jg bisa comot sana comot sini yang akhirnya mirip skripsi anak kuliahan yang engatakan kata ini ….kata itu….kata…. dan sterusnya tp ndak ada solusi bagaimana melakukan intercouse dalam sebuah lubang kenikmatan…
Seksi ini memang untuk belajar “Fenomenologi” Mas … Kirimkan artikel/tulisan Anda ke sini, yang kontekstual, yang bernalar, yang berpragmatisme ideal … Biar bisa dibaca sama-sama …