Month: May 2008

Homoseksualitas : Perspektif Materialisme Historis, Dengan Sudut Pandang Sosialis

Pengantar “Manusia membuat sejarahnya sendiri, tetapi mereka tidak membuatnya tepat seperti yang mereka sukai; mereka tidak membuatnya dalam situasi-situasi yang dipilih oleh mereka sendiri, melainkan dalam situasi-situasi yang langsung dihadapi, ditentukan, dan ditransmisikan dari masa lalu” (Karl Marx) Dalam kacamata awam, saya tahu bahwa sejak lama homoseksualitas atau orientasi seks dan cinta terhadap sesama jenis […]

Budiman Sudjatmiko: Menggali Jejak Kebangkitan

Bagaimanakah kita harus memaknai seratus tahun kebangkitan nasional? Rasa-rasanya, bagi kebanyakan orang saat ini, sebuah perayaan sebagai bentuk parade sukacita bukanlah pilihan. Tentu tak mungkin menabuh gendang dan menari di kala rakyat masih dibelenggu oleh ancaman kesulitan hidup yang semakin menyesakkan hari demi hari. Mungkin sebuah perenungan akan lebih tepat. Perenungan untuk mencari di manakah […]

Mengetahui Kebohongan Pasangan Anda

SALAH satu sarana ampuh mempertahankan hubungan cinta adalah menjalin komunikasi yang lancar, komunikasi yang jujur. Masalahnya, mengapa orang takut berkata jujur? Orang berbohong karena orang merasa tidak nyaman jika mengatakan kebenaran. Jika berbohong, kata Dr Jackie Black dalam bukunya berjudul Meeting Your Match: Cracking The Code to Successful Relationship, laki-laki akan menjadi tidak setegas biasanya. […]

Melawan Epistema Keberagamaan Kita Sendiri

Mengapa kampanye anti-kekerasan berbasis agama tetap perlu dilakukan? Kita yang terlibat dalam jaringan 031-peacelink perlu meneguhkan argumentasi bahwa kampanye ini penting, terutama sebagai bentuk tanggung jawab atas masa lalu dan sejarah keberagamaan kita yang terlanjur ‘carut-marut’. Kalau kita mau realistis dan berkehendak untuk menginventarisir kembali, pengalaman keberagamaan kita sebenarnya lebih sering kita tempa dengan sikap […]

Peran Kebangsaan Kaum Intelektual

Oleh Abdullah Yazid Siapa yang pantas disebut kaum intelektual? Apakah dosen, sarjana, aktivis mahasiswa, pengamat, pekerja LSM, atau setiap orang yang bergelar tertentu secara akademik? Mereka semua, secara literal, bisa terkategori intelektual. Bahkan, petani dan tukang becak yang bisa membaca teks di televisi atau koran pun juga tergolong kaum intelektual jika indikatornya adalah melek huruf. […]

Scroll to top