Selayang Pandang tentang Pemberdayaan “Sebuah Pendekatan”

 

Pendekatan pemberdayaan adalah suatu filosofi atau metode yang digunakan dalam berbagai bidang, termasuk pembangunan sosial, ekonomi, dan politik, untuk memberikan kesempatan kepada individu atau kelompok yang sebelumnya tidak memiliki kekuatan atau kontrol atas kehidupannya dalam mengambil alih kendali dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti memberikan akses ke pendidikan dan pelatihan, memperluas kesempatan kerja, dan menyediakan dukungan finansial atau kebutuhan (hardskill/softskill) yang diperlukan.

Pendekatan pemberdayaan sering digunakan dalam konteks banyak hal, sepertihalnya dalam pemberdayaan perempuan, karena perempuan sering kali tidak memiliki akses yang sama seperti laki-laki dalam hal pendidikan, pekerjaan, dan kekayaan. Pemberdayaan perempuan dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti meningkatkan akses perempuan terhadap pendidikan, memberikan pelatihan kerja, dan menyediakan dukungan finansial bagi perempuan yang ingin memulai usaha. Selain itu, dengan memberikan perempuan kesempatan untuk mengambil keputusan, baik dalamtingkatan keluarga maupun di masyarakat, serta memberikan perempuan perlindungan terhadap diskriminasi dan kekerasan dapat membantu memperkuat posisi perempuan.

Pendekatan pemberdayaan juga dapat digunakan dalam konteks pemberdayaan masyarakat. Suharto Edi (2005) dalam bukunya membangun masyarakat memberdayakan rakyat menerangkan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan dinamis secara sinergis mendorong keterlibatan semua potensi yang ada secara evolutive dengan melibatkan semua potensi. Sementara itu, menurut Eko Sudarmanto (2020) dalam bukunya Konsep Dasar Pengabdian Kepada Masyarakat: Pembangunan dan Pemberdayaan, menjelaskan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah upaya meningkatkan harkat dan martabat golongan warga tertentu yang ada di dalam kondisi kemiskinan dan keterbelakangan.

Pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan memberikan akses informasi, pendidikan dan pelatihan, serta memberikan dukungan finansial dan peralatan yang diperlukan untuk memulai atau mengembangkan usaha. Ini dapat membantu masyarakat memperoleh kontrol atas sumber daya yang ada dalam lingkungan mereka dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Secara keseluruhan, pendekatan pemberdayaan adalah proses yang menitikberatkan pada memberikan kontrol dan pengambilan keputusan kepada individu atau kelompok yang sebelumnya tidak memiliki kontrol. Tujuan akhir adalah untuk meningkatkan kualitas hidup dan meningkatkan kemandirian melalui peningkatan akses informasi, pendidikan, pelatihan, dukungan finansial, dan perlindungan.

Selain digunakan dalam pemberdayaan perempuan dan masyarakat, pendekatan pemberdayaan juga dapat digunakan dalam berbagai bidang lain, seperti pemberdayaan ekonomi, pemberdayaan sosial, dan pemberdayaan politik.Pemberdayaan ekonomi dapat dilakukan dengan memberikan akses ke pendidikan, pelatihan, dan kesempatan kerja yang sama bagi semua orang, serta dengan memberikan dukungan finansial dan peralatan untuk memulai atau mengembangkan usaha. Ini dapat membantu meningkatkan pendapatan individu dan masyarakat, serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi secara keseluruhan.

Pemberdayaan sosial dapat dilakukan dengan memberikan akses yang sama bagi semua orang terhadap layanan kesehatan, pendidikan, dan perumahan yang layak. Ini juga dapat dilakukan dengan memberikan perlindungan terhadap diskriminasi dan kekerasan, serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi hidup mereka. Pemberdayaan politik dapat dilakukan dengan memberikan akses yang sama bagi semua orang untuk berpartisipasi dalam proses pemilu dan pemerintahan, serta dengan memberikan perlindungan terhadap diskriminasi dan kekerasan dalam konteks politik.

Pendekatan pemberdayaan sering digunakan dalam program-program pembangunan dan pemberdayaan, karena memberikan kesempatan bagi individu atau kelompok untuk meningkatkan kualitas hidup mereka dengan cara yang ditentukan oleh mereka sendiri. Salah satu hal yang penting dalam pendekatan pemberdayaan adalah mengakui bahwa individu dan kelompok yang ingin didayai memiliki kekuatan dan potensi untuk mengubah situasi mereka sendiri. Hal ini sangat penting dalam proses pemberdayaan karena kesempatan untuk membuat perubahan harus datang dari dalam individu atau kelompok itu sendiri, bukan dari luar.

Corten dan Carner (1993) menyatakan bahwa konsep pembangunan berpusat pada rakyat memandang inisiatif kreatif dari rakyat sebagai sumberdaya pembangunan yang utama dan sebagai tujuan adalah kesejahteraan material dan spiritual. Menurutnya ada tiga tema penting sebagai konsep perencanaan yang berpusat pada rakyat:

  1. Pendekatan akan dukungan dan pembangunan usaha-usaha swadaya kaum miskin guna menangani kebutuhan-kebutuhan mereka sendiri.
  2. Kesadaran bahwa sektor tradisional menjadi sumber utama bagi kehidupan sebagian besar rumah tangga miskin.
  3. Dibutuhkan kelembagaan baru dalam usaha membangun kemampuan para penerima bantuan yang miskin demi pengelolaan yang produktif dan swadaya berdasarkan sumber-sumber lokal.

Melibatkan individu atau kelompok yang akan didayai dalam proses perencanaan dan pelaksanaan program pemberdayaan juga sangat penting. Ini akan memastikan bahwa program yang dirancang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi spesifik individu atau kelompok itu, dan akan meningkatkan peluang untuk program tersebut berhasil.

Pendekatan pemberdayaan juga diharapkan untuk dapat mengatasi berbagai permasalahan sosial yang dihadapi oleh individu atau kelompok yang diharapkan didayai. Ini dapat dilakukan dengan membuat program pemberdayaan yang terintegrasi dengan program-program lain yang mengatasi permasalahan tersebut. Tetapi sebagai program pemberdayaan itu sendiri, perlu dicatat bahwa proses pemberdayaan itu adalah jangka panjang dan membutuhkan waktu. Perlu kesabaran dan komitmen dari semua pihak untuk memastikan program pemberdayaan berjalan dengan baik.

Setelah melihat dari beberapa pendapat, secara garis besar, ada beberapa model pendekatan pemberdayaan yang digunakan dalam berbagai bidang, antara lain:

  1. Model Pendekatan Empowerment Bottom-up: Model ini menitikberatkan pada pemberdayaan individu atau kelompok yang paling rendah dari masyarakat, dengan tujuan untuk memberikan kontrol dan pengambilan keputusan kepada individu atau kelompok tersebut. Model ini mengutamakan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan dan pelaksanaan program pemberdayaan.
  2. Model Pendekatan Empowerment Top-down: Model ini menitikberatkan pada pemberdayaan pemerintah dan lembaga-lembaga swasta untuk mengambil peran dalam proses pemberdayaan. Model ini sering digunakan dalam program pemberdayaan ekonomi, dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.
  3. Model Pendekatan Empowerment Campuran: Model ini mengkombinasikan pendekatan bottom-up dan top-down dengan tujuan untuk memberikan kontrol dan pengambilan keputusan kepada individu atau kelompok serta pemerintah dan lembaga swasta. Model ini sering digunakan dalam program pemberdayaan masyarakat.
  4. Model Pendekatan Empowerment Partisipatif: Model ini menitikberatkan pada partisipasi aktif dari individu atau kelompok yang akan didayai dalam proses perencanaan dan pelaksanaan program pemberdayaan. Model ini mengutamakan keterlibatan aktif dari individu atau kelompok dalam proses pemberdayaan untuk meningkatkan kemandirian dan kontrol atas kehidupan mereka sendiri.
  5. Model Pendekatan Empowerment Holistik : Model ini menitikberatkan pada pemberdayaan individu atau kelompok secara menyeluruh, dengan mengintegrasikan aspek-aspek ekonomi, sosial, politik, dan budaya dalam program pemberdayaan. Model ini digunakan untuk mengatasi permasalahan sosial yang kompleks yang dihadapi oleh individu atau kelompok yang didayai.
  6. Model Pendekatan Empowerment Transformasional : Model ini menitikberatkan pada pemberdayaan yang berfokus pada perubahan sistemik dan transformasi masyarakat. Model ini mengutamakan perubahan struktural yang memungkinkan individu atau kelompok yang didayai untuk mengambil kontrol atas kehidupan mereka dan mengubah situasi sosial yang tidak adil. Model ini digunakan dalam program-program yang bertujuan untuk mengatasi diskriminasi sosial dan ekonomi yang dihadapi oleh individu atau kelompok yang didayai.
  7. Model Pendekatan Empowerment Desentralisasi : Model ini menitikberatkan pada pemberdayaan melalui pengalihan kewenangan dan sumber daya dari pemerintah sentral kepada pemerintah daerah dan masyarakat setempat. Ini dapat dilakukan dengan mengizinkan masyarakat setempat untuk mengambil keputusan dan membuat kebijakan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan setempat, serta memberikan dukungan keuangan dan infrastruktur untuk mewujudkan program-program yang telah dirancang.

Setiap model pendekatan pemberdayaan memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri. Oleh karena itu, dalam menentukan model yang digunakan dalam suatu program pemberdayaan, diperlukan analisis yang cermat dan komprehensif tentang kondisi dan kebutuhan individu atau kelompok yang akan didayai, serta analisis terhadap keterbatasan dan peluang yang ada dalam lingkungan sosial dan politik yang relevan.

 

Selayang Pandang tentang Pemberdayaan “Sebuah Pendekatan”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to top