Pemasaran Digital dan Perempuan dalam menyambut Masyarakat 5.0

Perkembangan zaman yang begitu pesat, menuntut seluruh elemen harus mengikutinya, yang mana setiap sektor dan elemen masyarakat mau tidak mau, harus beradaptasi dengan perubahan tersebut. Salah satunya adalah kegiatan yang dilakukan dalam sektor ekonomi, ketika berbicara Sektor pendidikan mengalami perubahan yang disebabkan teknologi melalui digitalisasi pembelajaran, maka di sektor ekonomi kita mengenal itu dengan digitalisasi ekonomi, salah satu bentuknya adalah pemasaran digital.

Menurut Kotler dan Keller (2012:33), prinsip pemasaran memiliki konsep untuk mengidentifikasi pemenuhan kebutuhan dengan keuntungan. Bisnis akan berhasil jika pengusaha menggunakan fungsi pemasaran dengan tepat (Richard et al, 2009). UMKM perlu mempertimbangkan keunikan lingkungan bisnis seiring dengan keterampilan, kemampuan, dan sumber daya pemilik atau manajer (O’Dwyer et al., 2009).

Pemasaran digital adalah pendekatan baru dalam pemasaran, bukan hanya pemasaran tradisional yang didorong oleh elemen digital (Jarvinen et al., 2012). Ini memiliki karakteristik dan dinamika tersendiri, yang harus dipahami agar dapat memilih taktik pemasaran yang efektif dengan beberapa strategi. Saluran digital dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara. Salah satu cara untuk mengklasifikasikan saluran adalah dengan menyajikannya berdasarkan sudut pandang pihak mana yang mengontrol komunikasi apakah itu satu arah atau dua arah.

Istilah pemasaran digital memiliki istilah khusus yang menggambarkan pemasaran produk dan layanan menggunakan saluran digital yang menggambarkan proses penggunaan teknologi digital untuk memperoleh pelanggan dan membangun preferensi pelanggan, mempromosikan merek, mempertahankan pelanggan dan meningkatkan penjualan (Liu, Karahanna dan Watson, 2011 ). Dalam definisi firm centric American Marketing Association, pemasaran digital dapat dilihat sebagai aktivitas, institusi, dan proses yang difasilitasi oleh teknologi digital untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai bagi pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya.

Pada tahun 2017 jumlah pelaku usaha UMKM di Indonesia meningkat menjadi 2,06 persen atau mencapai 1.271.440 unit usaha yang terbagi atas usaha mikro 1.243.322 unit, usaha kecil 26.043 unit dan usaha menengah 2.075. Salah satu faktor penyebab pertumbuhan unit usaha ini adalah pelaku usaha UKM memanfaatkan pemanfaatan digital sebagai media yang digunakan dalam pemasaran melalui media sosial (kompas.com). Dalam data pengguna Internet pada tahun 2016 di Indonesia terdapat 132,7 juta orang. Jenis konten yang sering diakses sebanyak 129,2 juta orang. Dalam data juga menunjukkan 45,3 juta orang (34,2%) sering mengunjungi bisnis pribadi (APJII 2016).

Sejak menjadi era digital, media menjadi akses yang mudah bagi konsumen. Pemasaran digital adalah strategi untuk mempromosikan produk atau layanan kepada merek ‘melalui media elektronik. Pemasaran dengan menggunakan digital membantu pelaku usaha UMKM untuk menganalisis, merencanakan, dan mengembangkan usahanya. Itulah sebabnya strategi pemasaran kini bergeser dari tradisional ke modern dengan mengembangkan strategi lama ke digitalisasi seperti transaksi pembayaran, pembelian, dan bentuk promosi. Sekarang sudah banyak E-commerce dan E-Business yang menjadi pendukung para pelaku usaha UKM seperti GO-JEK, GRAB, dan Sosial media (Facebook, Instagram, dll).

Pemasaran digital merupakan salah satu bentuk dari perubahan tersebut, yang mana dari sana, terjadi perpindahan aktifitas kegiatan (baca:jual beli) yang mulanya adalah bertemu secara langsung, berubah menjadi aktifitas yang dilakukan tidak secara langsung, alhasil manfaat yang didapatkan secara tidak langsung akan lebih besar, seperti memperluas ruang lingkup jangkauan pemasaran dan kemudahan dalam bertransaksi di era modern ini.

Seperti yang kita tau, perubahan yang terjadi disebabkan beberapa hal, dunia mengalami perubahan dalam beberapa abad terakhir, di mulai dari revolusi industri 1.0 hingga sampai yang terbaru saat ini adalah revolusi insdustri 5.0.

Pada revolusi industri 5.0, atau biasa disebut dengan Masyarakat 5.0 ini karakter penekanan lebih kepada peran manusia sebagai pusat peradaban yang memanfaatkan teknologi digital dalam berbagai bidang, revolusi industri 5.0 lebih menekankan tidak hanya relasi mesin ke mesin dan efektivitas robotic, namu juga interaksi manusia ke mesin dan sebaliknya.

Konsep Masyarakat 5.0 merupakan penyempurnaan dari konsep-konsep yang ada sebelumnya. Dimana seperti kita ketahui, Masyarakat 1.0 adalah pada saat manusia masih berada di era berburu dan mengenal tulisan, Masyarakat 2.0 adalah era pertanian dimana manusia sudah mengenal bercocok tanam, Masyarakat 3.0 : sudah memasuki era industry yaitu Ketika manusia sudah mulai menggunakan mesin untuk membantu aktivitas sehari-hari, Masyarakat 4.0: manusia sudah mengenal komputer hingga internet dan Masyarakat 5.0 era dimana semua teknologi adalah bagian dari manusia itu sendiri, internet bukan hanya digunakan untuk sekedar berbagi informasi melainkan untuk menjalani kehidupan.

Dalam Masyarakat 5.0 dimana komponen utamanya adalah manusia yang mampu menciptakan nilai baru melalui perkembangan teknologi dapat meminimalisir adanya kesenjangan pada manusia dan masalah ekonomi dikemudian hari.

Pemasaran digital dapat membantu dalam membangun masyarakat 5.0 dengan cara:

  1. Menyediakan informasi dan pengetahuan: Pemasaran digital dapat menyediakan informasi dan pengetahuan yang berguna bagi masyarakat 5.0 melalui berbagai platform seperti blog, forum, dan media sosial.
  2. Memfasilitasi konektivitas: Pemasaran digital dapat memfasilitasi konektivitas antar individu, kelompok, dan masyarakat, terutama di era pandemi, dimana banyak orang tidak bisa bertemu secara langsung.
  3. Mendorong inovasi: Pemasaran digital dapat membantu mendorong inovasi dengan memperkenalkan produk atau layanan baru ke pasar dan memfasilitasi pertukaran ide dan gagasan.
  4. Mempromosikan budaya dan nilai-nilai positif: Pemasaran digital dapat digunakan untuk mempromosikan budaya dan nilai-nilai positif yang dapat mendukung terwujudnya masyarakat 5.0 yang inklusif, sejahtera, dan berkelanjutan.
  5. Meningkatkan akses terhadap layanan dan produk: Pemasaran digital dapat membantu meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan dan produk yang berguna, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil atau yang tidak memiliki akses yang mudah ke pasar offline.

Salah satu elemen masyarakat yang terdampak dalam perubahan zaman adalah perempuan, berdasarkan Survei Literasi Digital di Indonesia 2021 oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Katadata Insight Center (KIC), 56,6% responden adalah perempuan. Hal ini menunjukan bahwa dunia internet semakin banyak dijangkau oleh perempuan; yang mana artinya lebih banyak perempuan sebagai pengguna internet secara aktif daripada laki-laki. Tentu hal ini bukan hanya menjadi sebuah perkembangan yang baik dalam misi mewujudkan kesetaraan gender namun juga mengembangkan literasi digital yang baik di masyarakat Indonesia hari ini.

Banyak perempuan yang mengawali usaha dengan tujuan membantu perekonomian keluarga. Mereka menjalankan peran ganda baik sebagai istri maupun ibu rumah tangga yang dapat menggerakan perekonomian keluarga. Meyoritas pelaku Usaha MIkro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah perempuan. Menurut (Octavia et al., 2020) perkembangan dunia kewirausahaan di Indonesia tidak terlepan dari peran besar perempuan. Dengan sifat, karakteristik dan keuletannya, perempuan dapat turut serta memajukan perekonomian negara bahkan hingga ke mancanegara. Hasil penelitian (Octavia et al., 2017) mengemukakan bahawa kontribusi perempuan untuk pembangunan sering dianggap tidak proporsional dibandingkan laki-laki. Padahal, dari segi ekonomi, kurang lebih 60 persen dari 51,21 juta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Indonesia adalah dikelola atau dimiliki oleh perempuan. Selain menyerap sekitar 91,8 juta atau 93 persen dari total angkatan kerja, pekerja perempuan di sektor informal juga berjumlah 55 persen dari Produk Domestik Bruto.

Menurut survei Google, di Indonesia, ada 21 juta konsumen digital baru selama pandemi pada 2020 dan paruh pertama 2021. Sebanyak 72 persen dari konsumen baru ini justru berasal dari area nonmetropolitan. Artinya, ada peningkatan penetrasi digital di Indonesia. Berdasarkan survei Google, 96 persen konsumen saat ini telah menggunakan layanan digital dan 99 persen konsumen berencana akan terus menggunakan layanan digital setelah pandemi berlalu. Peluang inilah yang harus direbut oleh para pengusaha UMKM perempuan. Ada banyak sekali cerita soal pengusaha UMKM perempuan yang sukses membesarkan bisnis lewat lokapasar. Semua kisah itu membuktikan, pengusaha perempuan punya kemampuan. Tak kalah dengan pengusaha laki-laki, asal mendapatkan kesempatan yang sama.

Perempuan memiliki peran yang penting dalam membangun perekonomian di dunia digital. Berikut beberapa cara di mana perempuan dapat membantu dalam membangun perekonomian di dunia digital:

  1. Menjadi pemilik bisnis online: Perempuan dapat memanfaatkan peluang bisnis online untuk memulai dan mengembangkan bisnis yang mereka dirikan sendiri. Bisnis online dapat membantu perempuan mengakses pasar yang lebih luas dan memperluas jangkauan usaha mereka.
  2. Menjadi karyawan di perusahaan teknologi: Perempuan juga dapat bergabung dengan perusahaan teknologi dan memainkan peran penting dalam membangun dan mengembangkan bisnis tersebut.
  3. Menjadi influencer: Perempuan juga dapat menggunakan kemampuan komunikasi dan relasi interpersonal mereka untuk menjadi influencer dan mempromosikan produk atau layanan ke audiens yang tersegmentasi. Ini dapat membantu meningkatkan penjualan dan mengembangkan bisnis online.

Secara keseluruhan, perempuan memiliki peran yang penting dalam membangun perekonomian di dunia digital dan dapat membantu meningkatkan kesempatan kerja serta pertumbuhan ekonomi di era digital saat ini.

Pemasaran Digital dan Perempuan dalam menyambut Masyarakat 5.0

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to top