Penggalian hari terakhir terhadap situs di Desa Pagentan Kecamatan Singosari Kabupaten Malang, Kamis (30/7) semakin memperkuat dugaan tim peneliti bahwa semula di lokasi tersebut merupakan daerah hunian kaum menengah atas di era Kerajaan Singosari (tahun 1222-1292). Struktur bata yang ditemukan merupakan bangunan besar–dimungkinkan diterjang lahar Gunung Arjuno.
“Pada penggalian hari terakhir ini, memperkuat temuan kami pada penelitian tahun 2002. Di mana di daerah ini dahulunya kemungkinan adalah hunian kaum menengah atas pada zaman Kerajaan Singosari,” ujar Amelia, ketua tim peneliti Situs Singosari Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Puslitbang Arkenas), Kamis di Malang.
Dari dua lokasi penggalian, delapan anggota tim menemukan dua struktur bangunan besar dari bata, bisa dimungkinkan sebuah pagar, atau bangunan lain. “Dari struktur bangunan, terlihat seperti pondasi yang tersusun dengan batuan isian batuan penguat. Membangun dengan batuan isian ini merupakan teknik pembangunan pondasi Jawa Kuno,” ujar Amelia.
Struktur bangunan di lokasi pertama membujur arah Barat-Timur dengan panjang empat meter, lebar 180 cm, dan kedalaman 2 meter. Sementara di kotak gali satunya ditemukan bangunan sepanjang 185 cm, membujur arah Barat Daya-Timur Laut.
Yang menarik, dari penggalian dua struktur bangunan besar ini ditemukan adanya lahar dengan ketebalan sekitar 50 cm. “Bisa jadi sebelumnya bangunan ini rusak terkena lahar gunung terdekat,” ujar Amelia. Gunung terdekat dengan Singosari adalah Gunung Arjuno.
Dugaan akan lokasi hunian Jaman Singosari di sana, diperkuat oleh temuan dua jenis genting masa lalu yang terbuat dari tembikar halus dan kasar. Selain itu juga masih banyak ditemukan tembikar, keramik, dan mata uang China yang diduga dari Dinasti Tsung ( abad 10-13 masehi).
“Dengan temuan-temuan ini akan kami teliti kembali, menjadi tambahan data kami, selanjutnya lubang galian kami tutup kembali. Kami menunggu instruksi berikutnya dari pimpinan. Namun kalaupun memang ada hal-hal yang harus diamankan dari temuan di sini, itu sudah kewenangan BP3 Trowulan,” imbuh Amelia.
Penggalian Situs Singosari itu dilakukan oleh delapan peneliti (tujuh dari Puslitbang Arkenas Jakarta dan seorang lagi dari Balai Arkeologi Yogyakarta). Mereka direncanakan berada di Malang mulai 22 Juli-3 Agustus 2009. Kamis ini merupakan penggalian hari terakhir, dan waktu tersisa akan dilanjutkan dengan penggambaran, analisis, pembuatan kronologis, dan inventarisasi data temuan lainnya.
Kegiatan ini menurut Amelia merupakan kelanjutan dari penelitian serupa tahun 2002 dan 2008. “Tujuan kecilnya adalah kami ingin memastikan bahwa di lokasi ini merupakan area hunian pada zaman Singosari. Adapun tujuan besarnya adalah untuk mencari kota dari masa Kerajaan Singosari,” tambahnya.
Dengan data yang nantinya diperoleh, Amelia menuturkan akan melengkapi data kepurbakalaan Indonesia sebagai negeri seribu kerajaan.
Laporan wartawan KOMPAS Dahlia Irawati
Kompas, Kamis, 30 Juli 2009 | 18:35 WIB
http://sains.kompas.com/read/xml/2009/07/30/18355714/struktur.bangunan.situs.singosari.diterjang.lahar.