Perkuat UMKM, Komunitas Averroes Membangun Kolaborasi Bersama Pemerintah Daerah

Di tengah gempuran isu resesi, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dapat menjadi salah satu tonggak utama dalam menanggulanginya. Hal ini dapat dilihat pada data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kementerian KUKM) pada tahun 2021, jumlah pelaku UMKM di Indonesia mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 61,07 persen atau Rp8.573,89 triliun. UMKM mampu menyerap 97 persen dari total angkatan kerja dan mampu menghimpun hingga 60,4 persen dari total investasi di Indonesia.

Berdasarkan data di atas, Indonesia mempunyai potensi basis ekonomi nasional yang kuat karena jumlah UMKM yang sangat banyak dan daya serap tenaga kerja sangat besar. Pada satu sisi pandemi Covid-19 menjadi hambatan besar pelaku UMKM. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada tahun 2020 mengungkapkan sebanyak 94,69 persen usaha mengalami penurunan penjualan. Di samping itu fenomena digitalisasi semakin kentara, persaingan semakin besar bersamaan dengan derbukanya pasar-pasar digital.

Sebagai kekuatan ekonomi yang berbasis rakyat kecil, proses pengambangan UMKM penuh dengan tantangan. Fredy, Klinik Bisnis Diskopindag Kota Malang saat Focus Group Discussion (FGD) and Syncronization Program yang diselenggarakan di Kota Malang pada Rabu siang (2/2/2023), mengungkapkan bahwa, selama ini pelaku UMKM (khususnya Kota Malang) mayoritas hanya bisa memproduksi barang, kurang bisa untuk melakukan pemasaran produk, kurangnya kemampuan dalam public speaking, baik dalam konteks menawarkan produk pada konsumen atau penawaran kerja sama pada pemodal atau pihak lain, serta kurangnya kesadaran akan pentingnya legalitas usaha.

Tantangan lain juga diungkapkan Sholeh, selaku perwakilan Gerakan Ekonomi Kreatif Indonesia (Gekraf) Probolinggo dalam FGD Syncronization Program di Probolinggo (16/2/2023). Dia menyampaikan bahwa, Era digitalisasi ini memiliki peluang yang sangat besar, namun pelaku UMKM belum menerapkannya. Misalnya dalam hal databasing, bisa dipastikan rata-rata pelaku UMKM tidak melakukan pencacatan pelanggan. Padahal dari data itu bisa dimaksimalkan oleh mereka untuk menciptakan pelanggan yang loyal.

Di sisi lain, Sunarianto selaku Kepala Bidang UMKM Kabupaten Malang dalam FGD Syncronization Program di Kabupaten Malang (24/1/2023) menerangkan bahwa, pemerintah daerah memiliki keterbatasan dalam proses pembinaan terhadap UMKM. Diantara keterbatasan tersebut adalah timpangnya resources pemerintah dibanding sebaran wilayah dan jumlah UMKM yang mencapai 429.000.

“Tentu hal ini merupakan kendala bagi Dinas untuk sepenuhnya mengcover UMKM yang sebanyak itu, perlu waktu yang lama dan SDM yang banyak dalam pembinaan dan pelatihan peningkatan UMKM,” tegas pria yang akrab disapa Ari.

Sedangkan bagi Komunitas Averroes selaku organisasi masyarakat sipil, tantangan dalam pengembangan UMKM terjadi karena faktor ekternal dan internal. Sutomo, selaku ketua Komunitas Averroes dalam FGD Syncronization Program di Kota Malang menjelaskan bahwa, mentalitas dan konsistensi mengelola usaha bagi pelaku UMKM harus diperkuat sebagai pondasi mengembangkan UMKM. Selain itu, kebijakan Pemerintah pusat untuk memberikan perlindungan, pengembangan, dan pengarus utamaan penyerapan produk UMKM oleh pemerintah harus bisa diterjemahkan dan diimplementasikan oleh pemerintah daerah.

Suasana Focus Group Discussion (FGD) and Syncronization Program yang diselenggarakan di Probolinggo (16/2/2023).

 

Membangun Ketahanan UMKM

Berbagai upaya penguatan UMKM pasca pandemi pelu dilakukan oleh semua pihak, termasuk kelompok masyarakat sipil sepeti Averroes. Sutomo, Ketua Komunitas Averroes dalam FGD Syncronization Program di Kota Malang menyampaikan bahwa, pemberdayaan UMKM harus dilakukan dalam rangka memperkuat UMKM, sebab jika UMKM kuat insyalloh ekonomi nasional kita akan kuat dalam menghadapi ancaman ekonomi global.

“Sebagai organisai yang memiliki cita-cita terwujudnya masyarakat mandiri, kami terpanggil Kembali untuk bisa membersamai masyarakat dalam membangun kemandirian ekenomi. Melalui upaya pendampingan masyarakat pelaku UMKM, kami bertekat untuk membersamai masyarakat agar mampu mengembangkan kualitas dan kuantitas eknominya,” imbuh Sutomo.

Senada dengan itu, Muhammad Mujtabah selaku Program Manager Averroes menyampaikan bahwa UMKM bukan sekedar tahan dari goncangan resesi global, tetapi juga menyangkut hajat hidup orang banyak. Hal ini terlibat dari data komposisi pelaku ekonomi dan serapan tenaga kerja dari sector UMKM dalam komposisi ekonomi nasional.

“Untuk itu melalui program Digital transformation and Strengthening Resilience of SME’s, kami hadir untuk membersamai pelaku UMKM agar mereka bisa lebih berkembang dan lebih kuat dalam menjalan bisnisnya,” Jelas pria yang akrab disapa Tabah.

Dalam papapran yang disampaikan pada kegiatan FGD Syncronization Program, Tabah menyampaikan bahwa program Digital transformation and Strengthening Resilience of SME’s sepenuhnya disupport oleh Sampoerna Untuk Indonesia ini akan dilaksanakan di Malang Raya dan Probolinggo Raya dengan penerima manfaat langsungnya adalah pelaku UMKM dan dilaksanakan secara berkelanjutan selama enam bulan.

“Selama enam bulan tersebut, berbagai tema pembelajara akan diberikan kepada pelaku UMKM. Misalnya, Managent kelembagaan dan keuangan, marketing, branding dan social media promotion, dan market place. Pada pelaksanaannya, tema-tema tersebut akan dikemas dalam bentuk training, small group learning, dan coaching. Tentunya, melalui tema dan bentuk kegiatan tersebut kami berharap bisa membantu pelaku UMKM untuk bisa meningkatkan jangkauan usahanya melalui transformasi digital,” sambung Tabah.

Suasana Focus Group Discussion (FGD) and Syncronization Program yang diselenggarakan di Kota Malang(2/2/2023).

Kolaborasi Kunci Keberhasilan

Pada kesempatan ini, Sutomo berpesan dan mengingatkan bahwa, proses membangun kemandirian ekonomi masyarakat tengah dihadapkan dalam berbagai macam tantangan.

“Maka dari itu, kolaborasi turut menjadi kunci keberhasilan untuk meraih sukses bersama. Mari kita sama-sama. Era hari ini bukan kompetisi, tapi ini era kolaborasi,” tegas Sutomo.

Pesan tersebut pun disambut dengan tangan terbuka. Mochammad Baihagie, Kepala Bidang UMKM Diskopindag Kota Malang menyambut baik adanya program dari Komunitas Averroes. Ia menyampaikan siap memberikan support dengan memobilisasi sumber daya dan fasilitas yang ada.

“Kami memiliki program klinik UMKM, nantinya ini bisa kami arahkan untuk bisa saling support dengan Averroes. Harapanya, melalui kolaborasi ini pengembangan ekonomi masyarakat akan bisa dilaksanakan secara masif dan lebih banyak lagi pelaku UMKM dan mendapatkan pendampingan, sehingga produk UMKM masyarakat akan berkualitas dan memiliki daya saing yang baik,” sambut Baihaqie.

Selain kolaborasi dalam peningkatan produksi usaha, upaya penyerapan hasil produksi UMKM harus terus ditingkatkan.

“Melalui MalPro Pemerintah Kota Malang akan menerima produk dari para pelaku UMKM. Dimana, produk tersebut akan ditampung dalam aplikasi dan didukung dengan kebijakan yang mengharuskan Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk belanja produk UMKM melalui MalPro. Serta, kebutuhan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di dorong untuk dipenuhi melalui produk UMKM yang ada di MalPro,” tandas Baihaqie.

Suasana Focus Group Discussion (FGD) and Syncronization Program yang diselenggarakan di Kabupaten Malang (24/1/2023).

Senada dengan itu, Ari selaku Kepala Bidang UMKM Kabupaten Malang pun menyambut baik kehadiran Komunitas Averroes.

“Kami merasa senang dengan hadirnya Komunitas Averroes, membuat kegiatan pelatihan dan pembinaan umkm khususnya di Kabupaten Malang, kami merasa terbantu dan kami merasa senang umkm wilayah kami mendapatkan pendampingan dan pelatihan sebagai upaya meningkatkan usahanya terkhusus lagi di ranah digital,” ungkap Ari.

Di sisi lain, kesiapan kolaborasi juga disampaikan Irma selaku perwakilan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (DKUPP) Kota Probolinggo. Melalui program yang digagas Averroes dia berharap program yang sudah dijalankan DKUPP bisa memiliki cakupan yang lebih luas lagi serta banyak UMKM yang nantinya akan masuk database-nya.

“Ada program yang sudah kami laksanakan, diantaranya ada kartu E-UMKM sebagai identitas pelaku usahan dan sarana pencatatan database dinas. Selain itu ada Umi Hebat, marketplace local untuk media promosi dan penjualan produk UMKM. Nah, dengan program pendampingan yang dilakukan Averroes, nantinya kami berharap akan bisa lebih banyak lagi UMKM yang bisa masuk dan memanfaatkan fasilitas dan program kami” tegas Irma.[dwi]

 

Detail Informasi Kegiatan:

Kegiatan: Focus Group Discussion and Syncronization Program di Kabupaten Malang

Waktu: 24 Januari 2023

Peserta: Komunitas Averroes, Tim Penggerak PKK Kota Malang, Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Kabupaten Malang, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kabupaten Malang

——————————————————————————————-

Kegiatan: Focus Group Discussion and Syncronization Program di Kota Malang

Waktu: 2 Februari 2023

Peserta: Komunitas Averroes, Tim Klinik Bisnis Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Deskranasda)

——————————————————————————————-

Kegiatan: Focus Group Discussion and Syncronization Program di Probolinggo

Waktu: 16 Februari 2023

Peserta: Komunitas Averroes, Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (DKUPP) Kota Probolinggo dan Kabupaten Probolinggo, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Probolinggo, Gerakan Ekonomi Kreatif Indonesia (Gekraf) Probolinggo

Perkuat UMKM, Komunitas Averroes Membangun Kolaborasi Bersama Pemerintah Daerah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to top