Minggu, 12 September 2021, Komunitas Averroes menyelenggarakan Musyawarah Besar VI. Agenda ini merupakan forum tertinggi yang ada di lingkungan Averroes dalam penyelenggaraan organisasi. Berbagai hal dibahas dan ditentukan dalam Mubes untuk memberikan catatan, evaluasi hingga mencetuskan strategi dalam menyongsong masa depan.
Sebagaimana persidangan pada umumnya, Mubes VI Komunitas Averroes dibuka dengan pembukaan dan orasi dari Ketua Umum Komunitas Averroes 2016-2021, Sutomo. Dalam orasinya, Sutomo menjelaskan bahwa Mubes VI merupakan agenda yang sudah dijadwalkan dan diatur sebagaimana tertuang di Anggaran Dasar-Anggaran Rumah Tangga. Selain itu, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk merancang berbagai hal untuk dilaksanakan oleh Komunitas Averroes lima tahun ke depan.
Setelah pleno I dan II tentang agenda sidang dan tata tertib sidang, jajaran pengurus menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepengurusan. Dalam pemaparannya, hal-hal seputar kondisi, tantangan, hambatan hingga data-data kuantitatif dijabarkan kepada para peserta, baik yang luring maupun daring.
Silakan baca laporan pertanggungjawaban disini
Berbagai tanggapan muncul dari para anggota, dewan pengawas dan dewan pembina. Salah satunya dari Yoyok Amin Prayitno, anggota Dewan Pengawas, yang menjelaskan bahwa selain pengembangan sumber daya manusia, Averroes perlu untuk memperhatikan hal-hal lain seperti kondisi kantor dan hubungannya dengan masyarakat sekitar. Pada poinnya, Yoyok menjabarkan bahwa kantor sebagai simbol materiil paling nampak harus diberikan fokus tersendiri dalam maintenance dan pengembangan.
Tanggapan berbeda muncul dari Robikin Emhas, anggota Dewan Pembina Komunitas Averroes. Menurut Robikin, pengembangan dan peningkatan kapasitas sumber daya perlu dan harus terus diupayakan. Selain itu, visi yang kuat, clear dan clean dalam akal dan spiritual juga harus terus dijaga sebagai landasan dan pegangan dalam menjalankan roda organisasi.
Hal yang sama disampaikan oleh Fauzan Alfas, Ketua Dewan Pembina Komunitas Averroes. Menurutnya, organisasi yang kuat terletak di sumber daya manusia yang kuat. Hal tersebut dapat terjadi bilamana pengurus organisasi adalah orang besar, berpikir besar dan telah selesai untuk dirinya sendiri, terutama dalam hal intelektualitas. Fauzan menambahkan bahwa dalam aspek kelembagaan, Averroes telah memenuhi aspek kualitas intelektual, tinggal memperkuat lagi di aspek spiritualitas.
Pasca penyampaian laporan pertanggungjawaban, sidang dilanjutkan untuk membahas perubahan dan penyesuaian AD-ART organisasi. Dalam sesi ini, beberapa poin diubah dan ditambahkan untuk menyesuaikan kondisi dan tantangan perjalanan organisasi dan perubahan zaman. Beberapa di antaranya semisal adalah penambahan pasal Dewan Pakar Averroes dan perubahan ayat dalam pasal keanggotaan Averroes.
Pleno selanjutnya berkutat dalam pembahasan Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) 2021-2026. Dalam forum ini terjadi diskusi intens antar peserta. Poin-poin yang sekiranya perlu diberikan perhatian lebih didiskusikan oleh para peserta dengan berbagai argument dan apendiks. Hingga akhirnya ditelurkan hasil GBHO yang telah disepakati semua peserta forum.
Terakhir, pleno pemilihan Ketua Umum Averroes dilaksanakan dengan metode musyawarah untuk mufakat. Metode ini tentu berbeda dengan Mubes sebelumnya yang menggunakan voting atau pemilihan langsung. Dari musyawarah yang dilakukan, Sutomo kembali disepakati oleh semua pihak untuk melanjutkan kepengurusan periode 2021-2026.
Sebagaimana direncakan di awal, Mubes VI Komunitas Averroes dilaksanakan dengan dua skema, daring dan luring. Para anggota dan pengurus yang ada di seluruh pelosok negeri dapat bergabung dan mengikuti forum tanpa harus datang secara langsung. Hal ini sesuai dengan kondisi pandemi serta peraturan dari pemerintah untuk melakukan pembatasan sosial.