Karangbesuki, Kota Malang— Abad ini, perkembangan dan perubahan terus terjadi dalam dunia digital, salah satunya dialami oleh kelompok pesantren. Pihak pesantren merasakan dampak arus digitalisasi yang kian hari mengharuskan pesantren untuk segera beradaptasi. Faktanya bahwa pesantren merupakan entitas yang memiliki keragaman dan keunikan untuk dipublikasikan ke dunia maya.
Untuk itu dalam pertemuan yang digagas oleh Komunitas Averroes bekerja sama dengan Sampoerna Untuk Indonesia (SUI) dalam Program Community Capacity Development mengajak para santri, guru, masyarakat dan juga pelaku usaha untuk membuka wawasan dan pengetahuan mengenai content creator. Pada Sabtu, 12 Februari 2022 kemarin, pelatihan bertajuk content creator dilaksanakan di Pondok Pesantren Anwarul Huda Karangbesuki, Kota Malang.
Menurut Fadlurrahman, narasumber kegiatan, istilah pembuat konten atau content creator adalah siapapun yang memproduksi konten digital yang menjadi informasi kepada masyarakat luas secara dengan sadar. “Menjadi seorang content creator sekarang lebih mudah, apa buktinya? Dengan banyaknya alat bantu (tools) dalam membuat sebuah konten digital pesantren,” ujarnya.
Fadlur menambahkan bahwa modal awal yang dibutuhkan oleh santri untuk menjadi content creator adalah bagaimana santri mampu untuk melihat, serta menganalisa dari setiap aktivitas yang ada di pesantren. “Itu kemudian diolah menjadi sebuah konten yang menarik, tentunya konten keagamaan dan pendidikan akan menjadi konten utama untuk digalakkan oleh pesantren saat ini,” tambah pria asli Probolinggo tersebut.
Antusiasme dari para peserta yang hadir nampak tinggi. Banyak dari mereka yang memang sejak awal ingin belajar menjadi seorang content creator. “Pesantren merupakan gudangnya ilmu dan gudangnya bahan dari aktivitas menjadi konten, tapi memang harus disadari bahwa sumber daya manusia masih perlu pengetahuan dan pengalaman baru dalam era digital ini,” jelas Ahmad Harianto, perwakilan tim multimedia pesantren.
Selain penjelasan teori, peserta juga diajak untuk menyusun dan praktik langsung membuat konten digital dengan menggunakan tools Pigma dan Canva. Satu orang membuat satu konten dengan tema unit pesantren. Baik dalam bentuk desain grafis atau foto produk pesantren.